Skip to main content
Kanker Serviks merupakan penyakit ganas yang bisa menyebabkan kematian, Setiap jam satu perempuan Indonesia meninggal dunia akibat penyakit kanker serviks atau kanker leher rahim.
Begitu tingginya angka kematian itu merupakan akibat terlambatnya
penanganan, karena sebagian besar atau sekitar 70% pasien yang berobat
ke dokter sudah dalam kondisi stadium lanjut.
“Untuk di negara Indonesia, lebih dari 70 % kasus kanker serviks ditemukan
saat sudah stadium lanjut (di atas 2B),” kata Prof Dr dr Andrijono SpOg
selaku Ketua Kehormatan Panitia Penyelenggara Pertemuan Asia Oceania
Research Organization in Genital Infection & Neoplasia (AOGIN) di
Kuta Bali, Kamis (17/3).
Dilihat dari usia penderita, ujarnya, penyakit kanker serviks rata-rata dialami perempuan pada rentang 40 sampai 50 tahun. Dengan perhitungan masa inkubasi
7-10 tahun, berarti penderita mulai terjangkit human papilloma virus (HPV), penyebab kanker serviks, pada usia produktif, yaitu sekitar 30 sampai 40 tahun.
Menurut Andrijono, sekitar 40 tipe HPV
dari 100 tipe yang teridentifikasi, potensi penularan terjadi melalui
hubungan seksual yang menyasar alat kelamin. Tapi dari 40 tipe tersebut,
terdapat 15 tipe yang menyebabkan kanker serviks.
Terungkap juga, dari 15 tipe tersebut
dua di antaranya, yakni HPV tipe 16 dan 18, menyebabkan lebih dari 70%
kanker serviks di Asia Pasifik bahkan di dunia. “Bahkan HPV tipe 16, 18,
45, dan 31 merupakan penyebab lebih dari 80 persen kasus kanker serviks
di Asia Pasifik,” pap
arnya.
Tetapi, Andrijono tidak bisa
menyebutkan angka penderita di Indonesia secara pasti. Namun dari data
di lima rumah sakit besar di Jakarta saja, ujarnya, diperkirakan
rata-rata dalam setahun ada tambahan pasien baru penderita kanker
serviks sekitar 2.500 orang. Sedangkan di dunia diperkirakan ada sekitar
500 ribu penderita, dan rata-rata 270 ribu kematian setiap tahun.
(RS/OL-01)
Popular posts from this blog
Kayaknya kanker rahim ini jadi pembunuh no 1 wanita indonesia. Salam kenal saya dari kebumen kecamatan ambal. Lebih tepatnya desa singosari
ReplyDeletelam kenal juga bro... betul itu, perlu di lakukan sosialisai juga dari pemdes biar orang desa pada tau,, ini penyakit berbahaya tapi seolah tidak di perhatikan si penderita atau pemerintah..
ReplyDelete